KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa / Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkat dan rahmat Beliau laporan mengenai uji urine yang sangat sederhana ini dapat kami selesaikan tepat pada waktunya.
Dalam laporan ini kami menyajikan data-data yang didapat dari praktikum yang telah kami lakukan. Selain data-data dari hasil observasi kami juga mengambil beberapa data dari internet dan beberapa buku panduan untuk melengkapi laporan ini.
Meskipun masih sangat sederhana dan penyajiannya masih belum sepenuhnya sempurna, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakuakan secara sengaja maupun tidak sengaja.
Demikian laporan ini kami buat. Kami berharap agar nantinya laporan ini dapat bermanfaat.
Tabanan, Januari 2011
Penulis
BAB 1
PENDAHULUAN
.1.1 Latar Belakang
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis.
Fungsi utama urin adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh. Namun, kita dapat mengetahui berbagai penyakit dari perubahan warna urin. Misalnya, urin dapat menjadi penunjuk dehidrasi. Orang yang tidak menderita dehidrasi akan mengeluarkan urin yang bening seperti air. Penderita dehidrasi akan mengeluarkan urin berwarna kuning pekat atau cokelat. Di samping itu diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Hal yang dilakukan untuk menguji apakah seseorang menderita diabetes adalah dengan melakukan uji glukosa pada urin orang tersebut. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Selain melalui warna kita dapat mendeteksi penyakit melalui bau urin. Misalnya pada penderita diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau menyengat.
Hal inilah yang melatarbelakangi kami untuk melakukan uji urin guna mengetahui kandungan-kandungan lainnya yang terdapat dalam urin.
1.2 Tujuan
Menentukan pH urine, urea, gula, serta protein dalam urine.
1.3 Alat dan Bahan
- Tabung reaksi
- Rak tabung reaksi
- Penjepit tabung reaksi
- Pembakar spiritus
- Gelas ukur 100 ml
- Indikator universal
- Biuret
- Benedict
- Pipet tetes
10. Urine
3.4 Cara kerja
- Mengukur pH urine : menggunakan indicator universal
- Mengetahui adanya urea : 1 ml urine dipanaskan, cium aromanya
- Uji glukosa : 2 ml urine ditambahkan 5 tetes benedict , dipanaskan, amati warna yang terjadi
- Uji protein : 2 ml urine ditambahkan 5 tetes biuret. Amati warna yang terjadi.
3.5 Pertanyaan
- Berapakah angka pH pada urine yang diperiksa dan apakah artinya?
- Apakah kandungan dari urine yang diperiksa?
- Dari hasil pemeriksaan urine, apakah member petunjuk bahwa orang tersebut menderita penyakit?
BAB 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teori
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.
Proses pembentukan urine melalui serangkaian proses yaitu filtrasi, reabsorpsi dan augmentasi yang terjadi pada nefron. Filtrasi (penyaringan), hal ini terjadi di glomerulus. Sifat filtrasi ini tidak selektif, sehingga semua plasma dan komponennya yang berukuran kecil seperti air, urea, asam amino, keratin, glukosa, dan vitamin dapat melewati proses filtrasi. Hasil proses filtrasi ini disebut filtrate glomerulus atau urine primer.
Proses reabsorpsi,terjadi pada tubulus kontortus proksimal, lengkung Henle, tubulus kontortus distal. Tujuan reabsorpsi adalah menyerap kembali zat-zat yang masih dibutuhkan tubuh, seperti glukosa, air, asam amino, vitamin, ion-ion Na+, K+, Cl–. Di dalam tubulus kontortus distal juga terjadi augmentasi dari ion K+, H+ dan amonia. Duktus kolektivus membawa filtrate dari tubulus distal menuju pelvis renalis ginjal. Pada tubulus ini terjadi reabsorpsi NaCl secara aktif. Demikian juga terjadi reabsorpsi air. Hasil proses yang terjadi pada tubulus kolektivus menghasilkan urine sekunder, yang kemudian dikeluarkan ke pelvis renalis.
Urin terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam urin dapat diketahui melalui urinalisis.
Dari urin kita dapat mengetahui berbagai penyakit memalui perubahan warnanya.
- Kuning jernih
Urin berwarna kuning jernih merupakan pertanda bahwa tubuh anda sehat. Urin ini tidak berbau. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengontaminasi urin dan mengubah zat dalam urin sehingga menimbulkan bau yang khas.
- Kuning tua atau pekat
Warna ini disebabkan karena tubuh mengalami kekurangan cairan. Namun, bila terjadi terus, merupakan tahap awal penyakit liver.
- Kemerahan
Ini berarti urin mengandung darah. Kondisi ini bisa menandakan gangguan batu ginjal dan kandung kemih. Namun, bisa juga karena mengkonsumsi obat pencahar secara berlebihan.
- Kecoklatan
Pertanda terjadi kerusakan otot, akibat aktivitas tubuh yang berlebihan.
- Oranye
Mengindikasikan penyakit hepatitis atau malaria. Pyridium, antibiotic yang biasa digunakan untuk infeksi kandung kemih dan saluran kencing juga dapat mengubah warna urin menjadi oranye.
Di samping itu diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Hal yang dilakukan untuk menguji apakah seseorang menderita diabetes adalah dengan melakukan uji glukosa pada urin orang tersebut. Urin seorang penderita diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.
Selain melalui warna kita dapat mendeteksi penyakit melalui bau urin. Misalnya pada penderita diabetes dan busung lapar, urin cenderung berbau manis, sementara jika seseorang mengalami infeksi bakteri E. coli, urinnya cenderung berbau menyengat.
2.2 Tabel Hasil Pengamatan
No. | Nama Siswa | pH | Bau | Perubahan warna setelah ditambah | |
Benedict | Biuret | ||||
1 | Devi | 6 | Agak pesing | Cokelat | Agak Kuning |
2 | Arie | 5 | Agak pesing | Cokelat | Kuning |
3 | Puspa | 7 | Agak pesing | Hijau lumut | Agak bening |
4 | Novi | 6 | Agak pesing | Hijau lumut | Agak bening |
5 | Sri | 7 | Agak pesing | Biru tua | Bening |
4.2 Pembahasan
- Mengukur pH urine dilakukan dengan mencelupkan indicator universal ke urine dan mencocokkan warnanya pada
BAB 3
PENUTUP